Kamis, 03 Oktober 2013

JENAKA

Gak terasa usianya dah menginjak 11 bulan, sepertinya waktu cepat sekali berlalu, yang dulu masih bayi sekarang dah mulai merangkak, manjat2 sampe kewalahan dibuatnya....:)
Sebandel2nya anak pasti akan jadi menyenangkan untuk orang2 disekitarnya, lucu, imoet dan ngegemesin.

Arfino Dzaki Alfarizi, sekarang dipanggil fino, kayak orang bule ya. Sekarang sudah bisa manggil paapaa, maa maa, padahal mintanya ayah...jd bete tu ayahnya..

Mudah2n fino selalu diberikan kesehatan, dan bisa berkembang seiring usianya...Aamiin...

My Little Nephew

Pagi itu aku dikejutkan oleh suara adik yang membangunkan ibu, ketuban istrinya pecah, agak panik juga mendengarnya. Apakah sebentar lagi keponakanku akan lahir, tanpa berfikir terlalu lama istrinya adik dibawa ke Rumah Sakit terdekat, dan benar saja kata bidan sudah bukaan satu.

Dalam hati aku berdo'a mudah-mudahan ibu dan bayi yang akan dilahirkan baik-baik saja dan dapat melahirkan dengan lancar. Menunggu adalah saat yang mendebarkan, karena istrinya adik harus dipacu agar ketubannya tidak sampai kering, dugaanku sich lahirnya akan memakan waktu sampai sore, soalnya baru bukaan satu ( sok ngerti aja.....ehhehehe ), padahal belum pernah ngalami. waktu menunjukkan jam 06.10 WIB, ketika ada kabar istrinya adik sudah melahirkan bayinya yang berjenis kelamin laki-laki ( jagoan kecil ). Kuhampiri istrinya adik yang baru saja melahirkan, dan bayi laki-laki mungil sudah didadanya, begitu mungil, kecil, polos, lucu.

 So si baby gak mau nunggu sehari aja, kan jadi unik tu tgl lahirnya, 10112013, dah menjadi rencana Alloh klo akhirnya lahir 09112013, semua harus disyukuri, atas karunia yg sudah diberikan.

Sambil dengerin cerita adik pada saat melahirkan aku memperhatikan bayinya yang lucu. Waktu itu belum dibersihkan karena rambutnya juga masih ngemep ( kalau kata orang jawa). Perjuangan seorang ibu memang hebat, bertaruh nyawa demi sang buah hati. Ini jadi cucu pertama buat bapak dan ibu.

 


         

Sang Surya


Kau pancarkan sinar tuk bumi

Kau beri cahaya tuk usir kegelapan

Tiada lelah sinarmu memancar

Bak mercusuar raksasa



Meskipun kau kadang dicerca

Meskipun sinarmu kadang menyilaukan mata

Kau adalah pelita untuk bumi

Kau penerang alami

Rabu, 07 November 2012

Menjaga Hati

Lho kok....? hati harus dijaga, mungkin sebagian orang berfikir seperti itu. Harus donk.....kalau gak, tiap hari bisa uring-uringan terus, setiap hari kita mempunyai masalah yang berbeda dan hal itu yang menyebabkan hati bisa berubah-ubah.

          Setiap orang punya masalah dan persoalannya sendiri, ada yang tentang pekerjaan, tentang jodoh , ada juga yang ingin mendapatkan buah hati yang tak kunjung datang, dan masih banyk persoalan lain yang tidak mungkin dituliskan disini.
Kalau sudah menyangkut masalah hati, kita cenderung berfikikir ke perasaan, ada yang berbagi ke teman, orang tua (yang ini jarang kayaknya...^_^), ada juga yang langsung mengadu kepada Alloh. Tergantung cara kita menyikapinya seperti apa, disimpankah, dikeluarkan, atau mencari solusinya. Semua ada di tangan masing-masing orang. Seperti juga kita, seiring berjalannya waktu, bertambah pula usia, sedangkan pasangan hidup belum jua menyapa, serasa perasaan tak menentu, dari seluruh penjuru seakan mengawasi, dan rasa yang peka dan sensitif itu pun datang tanpa diundang, segala sesuatunya ditafsirkan negatif. Kemana lagi tempat kita berpijak kecuali kepada Alloh, Dia tempat sebaik-baiknya mengadu, tempat berkeluh kesah, tempat meminta, tempat kita mecurahkan isi hati yang tak menentu, terkadang kita malah menjauh dari Nya, dan hanya menyalahkan keadaan, diri sendiri, dan tidak berusaha bangkit dan memperbaiki diri untuk lebih baik lagi. Mudah-mudahan kita diberikan kekuatan iman untuk selalu bergantung pada Nya.

          Sebersit perasaan sedih, duka mondar mandir di hati, apalagi melihat teman, saudara, tetangga, sudah lebih dahulu menemukan kebahagiaan mereka, ada yang bilang kebahagiaan itu ada dalam hati masing-masing orang, kalau Aa Gym menyebutnya managemen hati, bkn hanya uang yang diatur, hati juga harus seperti itu, sudah banyak artikel yang dibaca untuk menenangkan hati yang gundah, tapi kenapa hati ini masih juga dilanda kegelisahan. Hati tidak bisa berbohong, ucapan boleh lancar, wajah bisa tersenyum, tapi hati tetep aja dilanda kegelisahan.

Minggu, 30 September 2012

Umroh Yuuuuuk

Seneng rasanya mendengar ada yang mau berangkat umroh, serasa aku sendiri yang mau pergi, apalagi Alhamdulillah kali ini adik yang diberi kelapangan untuk berangkat, persiapan pun jauh-jauh hari sudah dilakukan, dari browsing tentang masalah rukun umroh sampai barang-barang apa saja yang harus dipersiapkan.
     
         Dan hari itu pun tiba, aku, ibu, bapak tak lupa juga ibu, bapak mertua adik ikut mengantar sampai bandara adi sucipto Jogjakarta. Tangis haru pun mewarnai suasana saat itu, dan pesan-pesan tak lupa dititipkan buat adik beserta suaminya. Selama 9 hari di Mekkah Al Mukaromah, ada banyak cerita yang dibawa, dari hal suka maupun duka berkumpul jadi satu tidak mengurangi kekhusukan beribadah kepada Allah. Dari cerita adik bisa kubayangkan begitu megahnya bangunan Kakbah dan begitu kecilnya kita di hadapan Allah,,,"fabiayyi alai rabbikuma tukadziban"  maka Nikmat Tuhan kamu yang manakah  yang kamu dustakan? ( (Q.S. Ar-Rahman 55:1-13).

         Tidak terasa 9 hari berlalu, dan saatnya kembali ke tanah air beta ( kayak lagu aja..hehehhe), ada banyak pengalaman yang tak kan tergantikan dengan apapun, mudah-mudahan umroh nya diterima Allah dan ke depannya bisa menjadi pribadi-pribadi yang lebih kuat, dan khusuk ibadah nya, aamiin. 

Kamis, 20 September 2012

Acara 7 Bulanan (tingkeban)

     Tidak terasa kehamilan adik ipar sudah memasuki bulan ketujuh, atau menurut adat jawa disebut tingkeban, aku sendiri tidak begitu paham tentang acara tingkeban, yang aku tahu, tujuannya agar anak yang didalam kandungan juga ibu nya selamat sampai hari bersalin besok, ada beberapa perbedaan tentang hal ini, antara membolehkan dan melarang, diluar itu semua menurut aku yang penting tidak ada unsur bid'ah dan bertujuan baik, tidak ada salah nya, selain untuk melestarikan adat istiadat juga mempererat tali persaudaraan antara keluarga.
         
        Acara akan dimulai dengan beberapa tahap : Pertama, siraman yang dilakukan oleh sesepuh dan suami.Tradisi siraman ini dilakukan dengan cara memandikan wanita hamil menggunakan sekar setaman oleh para sesepuh. Sekar setaman adalah air suci yang diambilkan dari tujuh mata air (sumur pitu) ditaburi aneka bunga seperti kanthil, mawar, kenanga, dan daun pandan wangi. Sesepuh yang bertugas menyiram sebanyak tujuh[11] (pitu) orang ditambah suaminya sendiri. Siraman merupakan gambaran agar kelahiran bayi kelak suci bersih. Bilangan tujuh, sebenarnya terkait dengan umur kandungan tujuh bulan. Tujuh juga berasal dari bahasa Jawa pitu, berarti pitulungun (pertolongan). Artinya, agar kelak bayi dapat dilahirkan dengan mendapat pertolongan Tuhan.

Kedua, setelah siraman selesai, dilakukan tradisi memasukkan telur ayam kampung ke dalam kain wanita hamil oleh sang suami melalui perut sampai menggelinding ke bawah dan pecah. Hal ini sebagai simbol dan harapan semoga bayi yang akan lahir mendapatkan kemudahan, seperti menggelindingnya telur tadi. Pecahnya telur juga berarti keluarnya bayi dari kandungan ibu. Hal ini tidak jauh berbeda dengan seekor ayam yang menetas dari sebuah telur, bayi pun setelah “bertapa” di kandungan (guwa garba) ibu lalu lahir (weruh padhang hawa). Kadang-kadang, jika sulit mendapatkan telur, diganti dengan tropong (alat untuk mengikal benang tenun). Hal ini juga sebagai lambang agar kelahiran bayi nanti mudah, tidak ada halangan.

Ketiga, wanita hamil lalu berganti-ganti kain batik sampai tujuh kali dan diakhiri dengan kain bermotif sidamukti. Makna simbolik dari ritual ini, dapat dirunut dari makna kata sidamukti yang berarti menjadi mukti (mulia) atau bahagia. Hal ini sekaligus terkandung harapan agar kelak anak yang dilahirkan dapat mendapat kemuliaan dan kesenangan hidupnya.

Silaturohmi ke Kemalang



        Dua pekan setelah lebaran aku dan teman-teman dyfabel klaten mempunyai rencana silaturohmi ke Kemalang, sebuah kecamatan di Klaten. Daerah nya berada di dataran tinggi, dimana sebagian besar warga nya bermata pencaharian berladang, daerah yang kering dimana air sulit didapat, Info yang aku dapat tiap penduduk harus mengeluarkan uang Rp. 50.000,' untuk membeli air bersih sebanyak satu tangki, kontras sekali dengan daerah Delanggu, daerah tempat tinggal ku, dimana air masih berlimpah dan InsyaAllah tidak kekurangan.

        Syukur Alhamdulillah atas kenikmatan dan kemudahan yang diberikan Allah buat warga Delanggu. Balik lagi ke daerah Kemalang, kita waktu itu janjian ketemu di daerah Gondang Winangun, yang dulu terkenal dengan pabrik gulanya, dari Delanggu ku tempuh perjalanan dengan bus, dan sampai di Gondang sudah menunggu Aryo dan Pak Samiyanto, mereka ber dua adalah penderita paraplegia, tapi semangatnya gak perlu diragukan, bisa memotifasi teman-teman yang lain.

        Kurang lebih 30 menit waktu yang kami tempuh untuk sampai ke Kemalang, pada saat itu ketemu di rumah Mas Jeilan, beliau dyfabel kaki, dan sampai sekarang memakai alat bantu kruk, disebabkan jatuh memanjat pohon, juga pengrajin bambu untuk membuat macam-macam perabotan rumah tangga (meja, kursi, lemari dll). Dari cerita yang aku denger kebanyakan warga jadi dyfabel karena kecelakaan memanjat pohon, hal tersebut tidak membuat warga jera, mungkin karena mereka berpedoman bukan karena memanjat nya tapi emang sudah ditakdirkan jatuh. Menurut aku sich akan lebih bijak kalau untuk kedepannya dibuat pengaman, untuk meminimalisir akibatnya.

        Tujuan pertama kami adalah berkunjung ke rumah mbak Menik, beliau SCI karena jatuh jg, cukup berani ya cewek sampai manjat pohon, butuh nyali yang besar tuch. Senang bisa ngumpul, berbagi cerita karena selama ini aku belum pernah ngumpul sama teman-teman dyfabel.

Suasana Keakraban di Rumah Mbak Menik





Ada beberapa tempat yang kami kunjungi, dan semua rata-rata adalah penderita SCI karena jatuh, yang aku tahu tidak mudah buat mereka bisa menerima keadaan yang sekarang, mereka juga membutuhkan waktu, dan karena bantuan Karina ( lembaga yang membantu korban gempa) lambat laun bisa membuka diri dan bisa menjalani hidup seperti orang kebanyakan.

Ngabuburit




        Hallo sobat semua, saya mau belajar menulis nich, makanya memberanikan diri buat blog ini, ya meskipun disana sini masih banyak kekurangannya harap dimaklumi ya. 

        Langsung aja dech, karena berani nulisnya baru aja, jadi kejadian yang sudah lewat tetep aja ditulis ulang, gak apa-apalah, sambil memutar memory dan menajamkan daya ingat, bukan begitu sobat. Saat itu kira-kira H-5 jelang lebaran Idul Fitri 1433 H, aku diajak sama bapak muter-muter ceritanya, tujuan pertama ke daerah klewer mau mengganti kaca mata bapak yang sudah gak enak dipakai, namanya aku jarang-jarang pergi ayuuk aja kalau diajak jalan, secara tinggal bonceng sambil refresing...

           Kata ngabuburit adalah suatu istilah dari Bahasa Sunda yang umum dipakai pada saat menjelang berbuka puasa. Sambil menunggu waktu berbuka biasanya kita isi dengan kegiatan yang menarik (fun) hanya sekedar untuk menghabiskan waktu.Ngabuburit berasal dari kata burit, sebuah representasi waktu yang menunjukkan mulainya malam hari. Ngabuburit artinya mengisi waktu hingga burit tiba.

        Sore itu ada beberapa orang yang  antri juga, pasar klewer dari jauh penuh dengan mobil-mobil plat luar, mungkin pada sibuk memborong buat keperluan lebaran. Aku hanya bisa memandang dari kejauhan sambil sebentar-bentar memperbaiki posisi dudukku yang sudah mulai tidak nyaman. Tidak berapa lama kacamata bapak sudah selesai di ganti, sambil dicoba-coba akhirnya kita berdua bergegas pergi dari tempat itu, siang itu matahari memancarkan sinarnya dengan kuat hingga udara seakan mengeluarkan panas yang sangat. Perjalanan diteruskan ke arah bandara di daerah asrama Haji Donohudan, dalam hati bapak mau ngajak kemana lagi nie, menempuh jalan berliku dan tidak begitu lebar sampailah kami di sebuah waduk, yang aku tahu diberi nama Tengklik, sebuah waduk yang bisa mengairi sawah-sawah disekitar daerah tersebut, sesaat kami disana sambil menikmati panorama sore dan hembusan angin waduk.

Waduk Tengklik di Sore Hari


Jalan Menuju waduk
 

     Setelah puas menikmati angin yang semilir, kami lanjutkan perjalanan ke arah bandara, ternyata bapak sudah tahu jam berapa nanti pesawat akan take of, kami pun berhenti di pinggir bandara, yang ternyata juga dipenuhi oleh orang-orang yang ingin menyaksikan pesawat take of dan landing. Selang beberapa lama kemudian ternyata benar ada pesawat yang mau take of, sayang nya tidak bisa aku abadikan lewat kamera hp. Puas menyaksikan atraksi pesawat kami pun akhirnya pulang, sedikit cerita yang mungkin sobat semua juga pernah mengalami nya, mudah-mudahan bisa berbagi cerita lagi. 

Berhubung hari sudah mulai gelap, kami pun bergegas pulang karena sebentar lagi waktunya berbuka puasa, meskipun hanya sesaat tapi perjalanan bersama bapak sangatlah menyenangkan, dan mudah-mudahan ada waktu lagi bisa mengulang yang sama, InsyaAllah.